Senin, 03 April 2017

Mary Celeste





Mary Celeste (atau "Marie Celste" mengacu pada karya fiksi oleh Sir Arthur Conan Doyle) adalah kapal dua tiang jenis pengangkut kargo dan penumpang yang ditemukan di Samudra Atlantik tanpa awak dan terabaikan, meskipun terdapat fakta bahwa cuaca cerah serta mempunyai kru yang berpengalaman. Mary Celeste dalam kondisi layak melaut ketika meluncur menuju Selat Gibraltar pada 1872.Kapal tersebut berada di lautan selama sebulan dan penuh dengan persediaan makanan untuk enam bulan di dalamnya. Muatannya terlihat tak tersentuh dan barang-barang pribadi milik penumpang serta kru tetap berada di tempatnya, termasuk barang-barang berharga.Para kru tak pernah terlihat ataupun terdengar lagi. Menghilangnya mereka sering disebut-sebut sebagai misteri bahari terbesar sepanjang masa.

Mary Celeste memiliki tinggi 103 kaki (31 m), berat 282 ton merupakan kapal bertiang dua. Dibuat di tempat pembuatan kapal Joshua Dewis yang terletak di sebuah desa di pulau spencer,nova scotia pada Tahun 1861 dengan nama Amazon, dan merupakan kapal besar pertama yang dibuat oleh himpunan/kelompok kecil ini.Kapal ini di miliki oleh sebuah kelompok yang terdiri dari 8 investor dari Cumberland County dan Kings County, Nova Scotia.Dipimpin oleh sang pembuatkapal Joshua Dewis, dan William Henry Bigalow, Seorang pedagang lokal.Kapal ini di daftarkan di kota terdekat di Parrsboro, Nova Scotia. pelabuhan lokal untuk pendaftaran.

Kapten pertama dari kapal ini bernama Robert McLellan, yang merupakan anak dari salah satu pemilik kapal tersebut, mengidap pneumonia 9 hari setelah mengambil alih kepemimpinan dan akhirnya meninggal dunia. Dia adalah kapten pertama yang meninggal di atas kapal ini. John Nutting Parker, kapten selanjut nya dari kapal Amazon menabrak sebuah kapal nelayan yang membuat nya harus kembali ke pelabuhan untuk membetul kan kapal tersebut.Di pelabuhan, api tiba-tiba muncul dari tengah kapal.Karena kejadian-kejadian tersebut, dia di berhentikan sebagai kapten dari Amazon.





Tetapi, setelah awal yang berat, kapal dua tiang ini mangalami tahun-tahun menguntungkan dan tak ada kejadian aneh lainnya di bawah kepemilikan Nova Scotian sampai dia berlayar di saat angin topan di Glace Bay, Nova Scotia pada 1867.Dia diselamatkan dan sesudah itu dijual seharga $1750 kepada Richard Haines dari new york, dan telah di betulkan dengan biaya $8,825.03.Pada tahun 1968 dia telah di daftarkan di Amerika, dan mengganti namanya menjadi Mary Celeste.Dengan pemilik baru nya dia telah melintasi atlantik dan telah ikut serta dalam perdagangan di pelabuhan di wilayah Adriatic.

Kapal ini memang dianggap membawa nasib buruk karena adanya beberapa kejadian dalam pelayarannya. Kapten pertamanya, seorang pria Skotlandia bernama Robert McLellan terkena Pneumonia dan meninggal hanya sembilan hari setelah memimpin kapal.

John Nutting Parker, kapten berikutnya, tanpa sengaja menabrak sebuah kapal nelayan sehingga kapal itu harus kembali ke galangan untuk diperbaiki. Di galangan kapal, api tiba-tiba muncul dan membakar bagian tengah kapal. Karena insiden ini, kapten Parker kehilangan jabatannya sebagai kapten kapal.

Lalu, ketika sedang berlayar di laut Atlantis, kapal itu menabrak sebuah kapal lain di selat Inggris. Ini menyebabkan kapten yang baru juga dipecat.

Walaupun mengalami beberapa kejadian buruk, tahun-tahun berikutnya, kapal ini mulai memberikan keuntungan bagi pemilik barunya. Ia digunakan untuk membawa berbagai macam barang melewati Hindia Barat, Amerika Tengah hingga Amerika Selatan.

Setelah kapal ini terhempas badai ke teluk Glace pada tahun 1867, pemiliknya menjualnya dengan harga $11.000 (sekitar $160.000 saat ini) kepada James H Winchesterdari New York. Mr.Winchester lalu mengganti nama kapal itu menjadi Mary Celeste.
Ia juga memecah kepemilikan kapal ini menjadi 64 lembar saham dan Benjamin Spooner Briggs, seorang pelaut berpengalaman, membeli sebagian dari saham tersebut. Ia kemudian diangkat menjadi kapten Mary Celeste.Dan di bawah kendali Kapten Briggs, misteri itu mulai terjadi.

Pelayaran Bersejarah
Pada tanggal 5 November 1872, di bawah pimpinan Kapten Briggs, kapal itu berlabuh di New York dan mengambil kargo berupa 1.701 barel alkohol yang bernilai sekitar $35.000 (sekitar $513.000 uang saat ini) untuk dimuat ke kapal. Jumlah yang cukup besar, bahkan untuk ukuran saat ini. Karena barang yang dibawa cukup berharga, kargo tersebut diasuransikan di Eropa.

Perjalanan Mary celeste direncanakan dimulai dari Staten Island, New York, menuju Genoa, Italia.
Selain kapten dan tujuh orang awak, kapal itu juga mengangkut dua penumpang lainnya yaitu istri Kapten Briggs yang bernama Sarah dan putri kecil mereka yang baru berusia dua tahun bernama Sophia Mathilda. Jadi total penumpang kapal itu ada 10 orang.

Sebelum Mary Celeste meninggalkan New York, Kapten Briggs sempat berbincang-bincang dengan David Reed Morehouse, teman lamanya yang juga merupakan kapten dari kapal dagang Inggris, Dei Gratia. Dari perbincangan itu, kedua kapten mengetahui bahwa mereka ternyata memiliki tujuan pelayaran yang hampir sama, yaitu menuju laut Atlantik melewati selat Gibraltar menuju Mediterania.

Namun Kapal Dei Gratia masih menunggu muatan kapalnya tiba. Jadi Mary Celeste berlayar terlebih dahulu pada tanggal 7 November 1872. Sedangkan Dei Gratia menyusul 8 hari setelahnya.
Kedua kapten tersebut tidak mengetahui bahwa nasib akan kembali mempertemukan dua kapal itu dalam situasi yang sama sekali berbeda.

Terombang-ambing tanpa awak
Setelah Dei Gratia berlayar selama kurang lebih tiga minggu, pada tanggal 5 Desember 1872, sekitar jam 1 siang, seorang awak bernama John Johnson melihat ada sebuah kapal yang berjarak sekitar 5 mil di depannya. Posisi Dei Gratia saat itu sekitar 600 mil sebelah barat Portugal.
Johnson segera menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan kapal itu. Posisinya menyimpang dan layarnya terlihat sedikit robek. Johnson segera menghubungi perwira kedua kapal bernama John Wright yang kemudian menghubungi Kapten.





Kapal Dei Gratia mendekati kapal itu hingga jarak 400 yard dan mengamatinya selama beberapa lama. Mereka kemudian menyimpulkan kalau kapal itu telah terbawa arus menuju selat Gibraltar.
Lalu, awak kapal Dei Gratia yang bernama Oliver Deveaumemimpin sebuah tim kecil menuju ke atas kapal Mary Celeste.
Kondisi di dalam Mary Celeste
Di atas kapal, Deveau menemukan kapal dalam keadaan basah dan tidak menemukan satupun penumpang di dalamnya. Ia juga melaporkan adanya banyak air di dek dan adanya air setinggi 1,1 meter di dalam palka. Walaupun begitu, kapal yang mengalami kondisi ini masih dianggap normal dan layak berlayar.

Semua dokumen kapal, kecuali catatan pelayaran kapten, telah hilang. Jam berhenti berfungsi dan kompasnya telah hancur, mungkin akibat jatuh. Sekstan dan kronometer pelayaran juga hilang.
Sebuah sekoci untuk menyelamatkan diri tidak ditemukan di tempatnya. Bekas-bekas yang ada di sekitarnya menunjukkan kalau sekoci itu dilepas dengan sengaja. Namun anehnya, jas hujan yang digunakan untuk berjaga-jaga masih lengkap dan tidak dibawa ke dalam sekoci.

Lalu jangkar kapal juga tidak diturunkan, layar tidak dinaikkan dan kemudi tidak dikunci sehingga berputar dengan liar.
Kargo berupa 1.701 barel alkhol ditemukan masih dalam keadaan lengkap. Namun ketika muatan itu dibongkar di Genoa, 9 tong barel ditemukan kosong. Tetapi tidak terlihat adanya bekas kebocoran ataupun bau alkohol yang tercium keluar.
Persediaan makanan yang dimaksudkan untuk enam bulan masih terjaga dengan baik. Air bersih juga masih bisa ditemukan di atas kapal. Sepertinya hanya sedikit sekali makanan yang dibawa ke atas sekoci.
Semua barang pribadi para kru dan barang berharga lainnya juga tidak tersentuh sama sekali. Ini membuat teori bajak laut menjadi tidak mungkin. Lagipula tidak ada tanda-tanda kekerasan yang terjadi di atas kapal.
Ketika masuk ke ruangan salah seorang awak Mary celeste, Albert Richardson, Deveau menemukan adanya beberapa tulisan yang terlihat seperti kalkulasi yang belum selesai. Ini menunjukkan kalau Richardson telah dipanggil dengan tiba-tiba.
Dalam kabin Briggs, Deveau tidak menemukan adanya catatan yang menunjukkan adanya kabar mengenai cuaca buruk.
Dua Penjelasan Masuk Akal
Baru belakangan, menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi, misteri Mary Celeste mulai mendapatkan alternatif jawaban yang masuk di akal.
"Saya suka dengan hal-hal misterius. Namun itu harus diuji kembali menggunakan ilmu pengetahuan," kata Anne MacGregor, pembuat dokumenter The True Story of the 'Mary Celeste', seperti dikutip dari situs Smithsonian.
Mary Celeste memulai pelayarannya pada 7 November 1872 membawa 7 awak kapal. Sang kapten, Benjamin Spooner Briggs membawa serta istrinya, Sarah, dan putri mereka yang baru berusia 2 tahun, Sophia. Total, ada 10 orang di dalamnya. Ia mengangkut kargo berupa 1.701 barel alkohol industri.

Kapal layar ganda dengan bobot total 282 ton tersebut berlayar di tengah cuaca buruk. Catatan pelayaran atau ship log terakhir dibukukan pada 25 November 1872 pukul 05.00.
Apalah Mary Celeste sengaja ditinggalkan di tengah laut?
Meninggalkan kapal di tengah laut adalah hal terakhir yang akan diperintahkan seorang nakhoda atau pelaut. Dan, jika Kapten Briggs benar memerintahkannya, mengapa?
Hari itu, 4 Desember 1872, dengan menggunakan teropong, awak kapal Inggris, Dei Gratia melihat penampakan kapal dengan layar terkembang di lepas pantai Portugis.
Saat diamati, ada keganjilan pada bahtera tersebut. Kapal itu hanya mengapung, tanpa kendali. Ada keanehan di layarnya. Kapten Dei Gratia, David Morehouse kaget bukan main saat menyadari itu adalah Mary Celeste.
Bahtera tersebut meninggalkan Kota New York 8 hari sebelum kapal yang ia nakhodai angkat sauh. Seharusnya Mary Celeste sudah sampai di Genoa Italia. Maka, ia pun putar haluan, siap memberi pertolongan.
Awak kapal pun dikirim ke dek Mary Celeste. Tak ada seorang pun di sana. Kosong melompong.
Hampir seluruh ruangan terendam air. Hanya ada satu pompa yang berfungsi, sedang yang dua lainnya tampaknya telah dibongkar. Air memenuhi dek setinggi 1,1 meter. Namun kapal tidak tenggelam bahkan masih dapat berlayar.

berkas yang ada di kapal menghilang kecuali buku harian kapten kapal. Jam kapal tidak berfungsi, kompas sama sekali rusak, sedangkan sextant dan marine chronometer telah hilang. Satu satunya sekoci Mary Celeste juga menghilang.

Meski ada kerusakan, kapal relatif utuh. Harta benda para awaknya tak tersentuh. Juga ditemukan perbekalan air dan makanan yang cukup dikonsumsi 6 bulan. Namun, tak ada seorang pun yang akan menikmatinya.

Mary Celeste kemudian menjadi salah satu misteri terbesar dalam sejarah pelayaran: apa yang terjadi pada 10 orang yang berlayar di dalamnya?
Selama beberapa dekade, spekulasi liar bermunculan. Dari dampak serangan bajak laut,monster, atau korban waterspouts -- pusaran air yang menjulang tinggi dan bisa menyedot benda-benda di sekitarnya.

Sejumlah buku dan film bermunculan terkait Mary Celeste, menawarkan penjelasan lain -- dari balas dendam mantan budak hingga pelaut pembunuh.
Lainnya menduga, kapal itu sengaja ditinggalkan, ada yang mengira gempa bumi bawah laut sebagai penyebabnya. Mitos UFO dan Segitiga Bermuda juga masuk dalam pertimbangan.

Mary Celeste sering digambarkan sebagai prototipe kapal hantu sejak ditemukan terlantar di tengah laut.



0 komentar:

Posting Komentar