Senin, 19 Maret 2018

Penyakit Asma - Gejala, penyebab dan mengobati nya








Penyakit Asma

Penyakit asma adalah salah satu penyakit yang menyerang sistem pernafasan pada manusia.
Saluran pernapasan penderita asma cenderung lebih sensitif ketimbang yang tidak mengidapnya. Itulah sebabnya saat paru-paru penderita asma teriritasi salah satu pemicu, otot pernapasan akan menjadi kaku dan saluran napas pun menyempit.  Dalam kondisi tertentu, asma bisa dipicu oleh berbagai hal yang ada di sekitar kita. Dan hal tersebut bisa terjadi kapan saja. Asma bisa menyerang penderitanya yang sedang bekerja atau sedang melakukan hal lainnya. Selain itu, beberapa pakar medis menyatakan jika asma merupakan sebuah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Namun, salah satu solusi untuk membuat dampaknya tidak terlalu berat adalah dengan mengontrol gejalanya.


Penyebab Asma

Penyebab utama dari penyakit asma memang tidak diketahui, kemungkinan besar asma disebabkan oleh faktor genetik yaitu anggota keluarga lain yang memiliki riwayat penyakit asma. Faktor lingkungan yang kurang sehat juga diduga adalah faktor yang menyebabkan seseorang menderita asma. Walaupun demikian, beberapa pemicu asma dapat dijelaskan dan dapat menjadi kewaspadaan bagi anda atau siapa pun untuk menghindarinya agar asma tidak kambuh.




Gejala Utama Asma

Kebanyakan penderita asma pasti pernah merasakan kesulitan bernapas. Penderita dengan kondisi parah malah mungkin mengalaminya lebih sering. Gejala utama asma antara lain mengi (suara yang dihasilkan udara saat melalui saluran pernapasan yang menyempit), dada terasa seperti ada yang menghimpit, batuk, dan sulit bernapas.
Penyebab asma dapat berbeda pada setiap penderita, namun terdapat beberapa gejala yang harus diwaspadai, yaitu:

Kurang berenergi saat beraktivitas
Tidak dapat bernapas atau napas pendek
Dada terasa sesak
Sesak napas
Sering batuk ketika berbicara atau tertawa
Napas dangkal dan cepat
Suara mengi atau siulan saat bernapas
Kelelahan


Bagi orang yang sudah cukup lama menderita  asma biasanya menyadari bahwa mereka terkadang merasakan sensasi menggelitik yang aneh pada dagu mereka sebelum serangan terjadi. Beberapa orang lain mengalami rasa panik yang tidak dapat dijelaskan ketika tubuh bereaksi terhadap kekurangan asupan oksigen. Jika Anda menderita asma, atau jika Anda merupakan pengasuh utama bagi penderita asma, sangat penting untuk mengenali gejala utama asma. Memiliki nebulizer atau inhaler sangat membantu jika terjadi serangan asma mendadak






Cara Mencegah Penyakit Asma

Jika anda adalah seorang penderita asma, yang harus anda lakukan adalah untuk menghindari hal – hal yang dapat memicu asma. Selain itu, pemicu asma juga bisa menyebabkan gejala asma seperti batuk – batuk hingga sesak napas menjadi lebih parah. Dengan menghindari pemicu asma selanjutnya anda juga bisa mencegah terjadinya serangan asma yang mendadak, karena memang pada dasarnya asma merupakan penyakit yang tidak ada obatnya. Namun, jangan khawatir, anda masih bisa bisa mengontrol gejala yang ditimbulkan oleh penyakit asma.
Cari tahu apa faktor yang dapat memicu penyakit asma yang anda derita
Agar anda lebih mudah untuk mencegah terjadinya serangan asma, anda terlebih dahulu harus mengetahui hal – hal apa saja yang dapat memicu terjadinya serangan asma. Selanjutnya yang anda perlu lakukan adalah untuk menghindari bersinggungan dengan pemicu asma tersebut. Berikut ini faktor – faktor pemicu asma yang salah satunya mungkin merupakan faktor pemicu asma yang anda derita:

1. Polusi udara
2. Alergi
3. Udara dingin
4. Virus flu
5. Wewangian
6. Asap rokok, bahaya asap rokok sangat mematikan untuk kesehatan dan menyebabkan asma akut.


Mengenali pemicu asma merupakan hal yang sangat penting, sehingga anda pun kemudian dapat menghindari hal – hal tersebut.


Ketahui apakah terdapat allergen pada lingkungan anda
Lingkungan tempat anda berada baik itu tempat kerja atau rumah sekalipun bisa memicu terjadinya asma apabila memang di lingkungan tersebut terdapat allergen. Jika anda alergi terhadap asap rokok, jika anda ingin makan di restoran, misalnya, anda harus memastikan terlebih dahulu apakah restoran tersebut bebas dari asap rokok. Hal tersebut mungkin terdengar sepele, tetapi sangat vital untuk pencegahan asma.
Vaksinasi Flu sebagai pencegahan asma
Vaksinasi flu akan dapat mencegah anda terkena virus flu yang tentunya akan menghindarkan anda dari sakit flu yang dapat memicu dan memperparah asma. Selain itu, jika seseorang yang menderita asma mengalami flu, dampaknya bisa lebih parah lagi.
Penyakit pneumonia dapat menjadi efek yang sangat buruk dari kompilaksi terjadinya asma dan flu yang bersamaan. Vaksinasi flu dapat dilakukan setiap satu tahun sekali agar dapat berfungsi secara maksimal.
Mencegah kambuh nya asma dengan vaksinasi alergi
Melakukan vaksin alergi atau yang juga disebut dengan imunoterapi akan mencegah terjadinya alergi. Jika anda alergi terhadap sesuatu, alergi tersebut dapat memicu kambuh nya asma. Penyakit asma merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat yang kita lakukan.





Diagnosis asma

Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita penyakit asma, maka dokter perlu melakukan sejumlah tes. Namun sebelum tes dilakukan, dokter biasanya akan mengajukan pertanyaan pada pasien mengenai gejala apa saja yang dirasakan, waktu kemunculan gejala tersebut, dan riwayat kesehatan pasien serta keluarganya.
jika informasi yang didapat mengarah pada penyakit asma, dokter lantas akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium. Berikut ini adalah tes yang umumnya dilakukan dokter dalam proses diagnosis asma:

Spirometri
Pasien akan diminta untuk menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya secepat mungkin ke dalam alat spirometer. Tes ini ditujukan untuk mengukur kinerja paru-paru berpatokan pada volume udara yang dapat pasien embuskan dalam satu detik dan jumlah total udara yang diembuskan.

Untuk mengetahui kondisi saluran pernafasan, data yang didapat akan dibandingkan dengan pengukuran rata-rata orang sehat yang seusia dengan Anda. Dokter mungkin akan melakukan tes ini dua kali; sebelum menggunakan inhaler dan setelah menggunakan inhaler. Jika hasil tes setelah menggunakan inhaler lebih bagus, maka kemungkinan besar pasien memang menderita asma.

Tes Kadar Arus Ekspirasi Puncak
Tes ini dilakukan dengan tujuan mengukur tingkat embusan udara. Dokter akan meminta Anda mengembuskan napas secepat mungkin ke dalam alat peak flow meter (PFM). Hasilnya akan memerlihatkan seberapa cepat Anda dapat mengembuskan udara dari paru-paru dalam satu kali nafas.

Dokter bisa menyarankan pasien untuk membeli PFM untuk digunakan di rumah. Kemudian Anda akan diminta melakukan tes setiap hari dan mencatat hasilnya serta kapan tes dilakukan. Ini akan memberikan data akurat untuk mengetahui kapan asma memburuk.

Tes Asma Lainnya
Selain kedua tes di atas, beberapa tes berikut mungkin dibutuhkan untuk mendiagnosis asma atau membantu pendeteksian penyakit lain. Tes yang dimaksud adalah:

Tes respons saluran napas
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui reaksi saluran napas jika terpapar salah satu pemicu asma. Anda akan diminta untuk menghirup serbuk kering (mannitol) yang jumlahnya ditingkatkan seiring tes berlangsung. Kemudian Anda akan mengembuskan napas ke spirometer untuk melihat seberapa tinggi tingkat perubahan FEV1 dan FVC setelah terkena pemicu. Jika turun drastis, maka kemungkinan besar pasien mengidap asma.

Pemeriksaan alergi
Dokter akan melakukan tes alergi







1 komentar:

  1. Izin promo ya Admin^^
    bosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
    mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
    mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik dan menguras emosi
    ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
    add Whatshapp : +85515373217 ^_~

    BalasHapus